Unknown

Di suatu sore diantara hiruk-pikuk kampus, saya dan teman-teman yang sedang menunggu untuk pergi ke mangun harjo guna persiapan penghijauan duduk manis di depan masjid kampus, sempat beberapa kali kami bersenda gurau dan tertawa bersama, tiba-tiba batin saya tersentak oleh bapak-bapak penjual “Bolang-baling” saya taksir umurnya kira-kira 70-an thn, “ya robbi itu sudah terlalu sepuh untuk beliau berjualan, gak tau kenapa saya memang salah satu orang yg hatinya langsung melted ketika melihat orang-orang yg sdh tua msh saja berjualan kesana-kemari” bapak penjual itu berjualan dengan berjalan kaki, dan membawa dagangannya dg memanggulnya di kepala.

Sayapun mencoba mendekatinya, bapak bolang-baling masih saja berteriak menjajakan dagangannya, suaranya yang parau sesuai dg usianya, sayapun mulai bertransaksi untuk membeli bolang-baling, transaksi selesai, saya mendapatkan 1 plastik besar bolang-baling...hati saya masih saja melted melihat rambut sang bapak bolang-baling yang hampir seluruhnya memutih, wajahnya yg sudah terlihat  banyak kerutan keriput , terlihat begitu sendu tapi semangatnya menjemput rezeki yang Alloh turuknan begitu luar biasa, rasa penasaran masih saja menjerit-jerit  dipikiran saya, begitu ingin tahunya saya berapa penghasilan yang bapak tersebut dapatkan setiap harinya, akhirnya sayapun mencoba menayakan hal itu pada bapaknya, dari hasil wawancara saya, penghasilan bapak bolang-baling tiap harinya tidak tentu, terkadang 20rb hingga 50rb..karena bapaknya tidak membuat sendiri tapi membelinya kemudian dijual kembali... hmmm...namun yang membuat saya terpesona ketika sang bapak menceritakan penghasilannya berapapun uang yang beliau dapat setiap harinya beliau menerimanya dengan ikhlas, “rejeki orang kan sudah ada yang ngatur mbk, jd ndak mungkin tertukar” tutur sang bapak...

0 Responses

Post a Comment